SKRIPSI Disusun oleh: Marliana N. Sianturi M2A 003 041 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NOVEMBER 2007
Tingginya prosentase KDRT di Indonesia dan parahnya dampak
yang dialami leh korban maupun saksi
dari KDRT adalah latar belakang diadakannya penelitian ni.
Pada umumnya, remaja yang pernah
mengalami dan menyaksikan KDRT dalam eluarganya
akan melakukan tindakan
kriminal sebagai dampak
dari keadaan eluarganya yang tidak
dapat memberikan kehangatan dan kasih sayang yang cukup.
Tindakan
kriminal yang mereka
lakukan bersama teman-teman
sebaya, membuat mereka
mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan yang
tidak pernah mereka dapatkan ari keluarganya. KDRT yang para remaja
alami dan saksikan memberikan pengaruh ang
besar dalam perkembangan
konsep dirinya dan
mempengaruhi penyesuaian mereka dalam
kehidupan sehari-hari. Penelitian
ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan konsep diri remaja yang
pernah mengalami KDRT.
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif
fenomenologis. Subjek dalam penelitian adalah dua orang remaja akhir,
mengalami, dan menyaksikan KDRT selama lebih dari sepuluh tahun. Metode yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam (depth
interview) dan observasi. Hasil wawancara mendalam kemudian dibuat dalam
bentuk transkrip dan dianalisis untuk
menemukan makna psikologis, kumpulan unit makna, pemetaan konsep, dan
esensi terdalam dari asil penelitian.
Penelitian ini
menemukan bahwa konsep diri remaja yang
pernah mengalami KDRT memiliki kecenderungan berkembang ke arah negatif. Mereka
merasa dirinya tidak berharga dan merasa
inferior saat berada di
lingkungan sosial. Namun keadaan subjek
yang tidak lagi
mengalami KDRT membuat konsep
diri mereka memiliki kesempatan untuk
berkembang ke arah
positif. Konsep diri
yang mereka miliki mempengaruhi sikap mereka terhadap
hubungan interpersonal. Mereka tidak memiliki penilaian yang positif terhadap
pernikahan. Sebaiknya remaja yang pernah mengalami
KDRT meningkatkan
religiusitasnya dan melibatkan diri dalam aktivitas yang dapat mengembangkan potensi
mereka. Orangtua juga
disarankan untuk berperan
aktif mengurangi
pertengkaran. Masyarakat yang
mengetahui keluarga dengan
KDRT diharapkan menghubungi Polisi
atau lembaga sosial
yang terkait dan
memberikan ukungan bagi para korban, misalnya Woman Crisis Center (WCC) dan Pusat Studi Wanita (PSW).
No comments:
Post a Comment