Tuesday, 23 July 2013

KONSEP DIRI REMAJA YANG PERNAH MENGALAMI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) (Penelitian Kualitatif Fenomenologis di Kota Semarang)



SKRIPSI Disusun oleh: Marliana N. Sianturi M2A 003 041 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NOVEMBER 2007

Tingginya prosentase KDRT di Indonesia dan parahnya dampak yang dialami leh korban maupun  saksi dari KDRT  adalah  latar belakang diadakannya penelitian ni. Pada umumnya,  remaja yang pernah mengalami dan menyaksikan KDRT dalam eluarganya  akan  melakukan  tindakan  kriminal  sebagai  dampak  dari  keadaan eluarganya yang tidak dapat memberikan kehangatan dan kasih sayang yang cukup. 

Tindakan  kriminal  yang  mereka  lakukan  bersama  teman-teman  sebaya,  membuat mereka mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan yang  tidak pernah mereka dapatkan ari keluarganya. KDRT yang para remaja alami dan saksikan memberikan pengaruh ang  besar  dalam  perkembangan  konsep  dirinya  dan  mempengaruhi  penyesuaian mereka  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk memahami  dan mendeskripsikan konsep diri remaja yang pernah mengalami KDRT.   

Penelitian  ini  menggunakan  metode  penelitian  kualitatif  fenomenologis. Subjek dalam penelitian adalah dua orang remaja akhir, mengalami, dan menyaksikan KDRT selama lebih dari sepuluh tahun. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam  (depth  interview) dan observasi. Hasil wawancara mendalam kemudian dibuat dalam bentuk  transkrip dan dianalisis untuk menemukan makna psikologis, kumpulan unit makna, pemetaan konsep, dan esensi  terdalam dari asil penelitian. 

Penelitian  ini menemukan bahwa konsep diri  remaja yang pernah mengalami KDRT memiliki kecenderungan berkembang ke arah negatif. Mereka merasa dirinya tidak berharga dan merasa  inferior saat berada di  lingkungan sosial. Namun keadaan subjek  yang  tidak  lagi  mengalami  KDRT  membuat  konsep  diri  mereka  memiliki kesempatan  untuk  berkembang  ke  arah  positif.  Konsep  diri  yang  mereka  miliki mempengaruhi sikap mereka terhadap hubungan interpersonal. Mereka tidak memiliki penilaian yang positif terhadap pernikahan. Sebaiknya remaja yang pernah mengalami 
KDRT meningkatkan  religiusitasnya dan melibatkan diri dalam aktivitas yang dapat mengembangkan  potensi  mereka.  Orangtua  juga  disarankan  untuk  berperan  aktif mengurangi  pertengkaran.  Masyarakat  yang  mengetahui  keluarga  dengan  KDRT diharapkan  menghubungi  Polisi  atau  lembaga  sosial  yang  terkait  dan  memberikan ukungan bagi para korban, misalnya Woman Crisis Center  (WCC) dan Pusat Studi Wanita (PSW).  
Kata kunci: Konsep Diri Remaja, Kekerasan dalam Rumah Tangga  

Download Skripsi Full Text 

No comments:

Post a Comment